Rabu, 17 Februari 2016

Fahira Fahmi Idris, Bintang Yang Mampu Menjawab Kegalauan Masyarakat

Tidak salah memang, beberapa saat sebelum pesta demokrasi pemilihan anggota DPD RI, saya ikut menjagokan Uni  Fahira Fahmi Idris yang mewakili daerah pemilihan Jakarta. Meski saya bukan warga Jakarta, namun saya membaca sosok beliau yang inspiratif dan pemberani dalam mengulas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Saat itu (Mei 2014), saya  membaca banyak tweet yang mention beliau dan mendukung perempuan cantik 47 tahun ini untuk memenangi salah satu kursi DPD Jakarta.

Gambar dari Wikipedia.id


Beberapa saat kemudian, beliau terbukti menang. Hal ini makin membuat saya sering memantau berita-berita tentang beliau.  Fahira Fahmi Idris adalah puteri berdarah Minang. Ayahnya adalah Fahmi Idris seorang pengusaha kelas satu yang memiliki bidang usaha mulai dari agrobisnis, perdagangan, perminyakan, hingga hotel.  Selain pengusaha TOP, Fahmi Idris pernah dua kali menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, yakni pada masa pemerintahan Presiden Habibie dan Presiden SBY.  Lalu menjabat sebagai Menteri Perindustrian Indonesia, pada masa jabatan presiden yang kedua di masa Presiden SBY.

Kakek Fahira Fahmi Idris adalah KH. Hasan Basri, mantan Ketua MUI tahun 1983-1990. Beliau pula yang menggagas didirikannya Bank Tanpa Riba atau Bank Syariah, hingga terbentuknya Bank Muamalat Indonesia.

Fahira Fahmi Idris adalah sosok wanita luar biasa. Selain menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Parcel Indonesia, wanita cantik ini juga ketua Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia). Beliau dikenal sangat lantang menyuarakan suara hatinya untuk membela kebenaran dan kepentingan masyarakat.

Pada tahun 2010, Fahira pernah dinobatkan sebagai The Most Inspiring Twitter memperoleh 71 persen suara, mengalahkan  15 nomitator lain dari Amerika, Inggris, India, Filipina dan Malaysia.

Bahkan Tony Hastings, pemilik The Most 10 Top Blogs, mengunggulkan Fahira dibanding Aaron Lee, seorang ahli pemasaran internet Malaysia yang memiliki 141.756 follower

Kepopuleran Fahira Fahmi Idris itu diperolehnya karena keberaniannya membuka dialog terbuka dengan FPI.  Saat itu FPI hanya dikenal masyarakat sebagai ormas Islam yang penuh kekerasan.

Maka Fahira memention FPI dengan sapaan "Dear FPI, Islam cinta damai, bukan kekerasan" . Fahira kemudian diundang untuk berdialog di markas FPI. dari pembicaraan tersebut akhirnya diketahui, bahwa prinsip FPI adalah amar ma'ruf nahi mungkar.

Apabila kemungkaran (baca kemaksiatan) yang terus dibiarkan oleh aparat penegak hukum, padahal FPI sudah beberapa kali memperingatkan, maka FPI akan mendatangi sendiri tempat-tempat maksiat tersebut.
 Namun media sering memblow up hal yang negatif saja. Media tak pernah meliput saat FPI mengirim 1.300 relawan ke Aceh. Media bungkam. Sebaliknya kalau ada penggeledahan tempat maksiat oleh FPI, media akan mencitrakan kekerasan yang brutal terhadap FPI. Padahal lebih sering ada pihak penyusup, mengenakan baju putih bersorban dan berbuat anarkis di TKP yang sebenarnya sama sekali bukan anggota FPI.  (Viva.co.id 2010)

Sewaktu ramai-ramai kasus Wagub Ahok akan melegalkan miras. Fahira Idris termasuk yang sangat lantang menentang. Lalu lintas twitternya sangat ramai memperbincangkan tentang bahayanya miras dan penentangannya terhadap rencana Wagub Jakarta melegalkan undang-undang tersebut.  Para followernya  yang saat ini berjumlah  220.K, banyak me-re- Tweet kicauannya, termasuk saya.



Kini saat masyarakat diresahkan oleh kasus Elgebete (nulisnya emang harus gini  yaa) , kembali Fahira Idris bersinar dengan pendapat-pendapatnya yang berani dan tegas.

Dalam acara Indonesia Lawyer Clubs di TV One, Selasa  16 Pebruari 2016. Fahira Idris membuat adrenalin saya mengalir deras menyimak pendapat-pendapat beliau yang berani, tegas dan lugas namun tetap dibalut kesantunan khas  wanita Muslimah dan wanita Timur yang beradab. Saya sangat terkesan dengan beberapa bantahan beliau kepada Ketua Komnas HAM maupun keberaniannya mengungkap fakta-fakta yang sudah terjadi di masyarakat. Sekaligus ketegasan beliau dalam memilih sikap sebagai warga negara Indonesia, sebagai wakil rakyat, sebagai seorang ibu dan seorang muslimah.

Meski beliau setuju bahwa para pelaku  Elgebete  punya hak yang asasi menjalankan apa yang dipilihnya, namun bukan berarti mereka bebas mempropagandakan pilihannya tersebut. Terutama karena hal ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, dan hal  ini menyangkut masa depan generasi muda Indonesia

Maka beliau meminta ketegasan pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap , salah satunya adalah dengan mengadakan konseling dan menyediakan pusat rehabilitasi bagi para pelaku Elgebete  agar mereka kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang mentaati sunnatullah atau Garis Ketentuan Tuhan.

Inilah beberapa tweet saya yang terinspirasi ucapan ucapan beliau di acara tersebut







See? dari sosok wanita cerdas bisa muncul ucapan-ucapan yang tegas memandang masalah yang urgent  bagi bangsa ini, kan? Ketegasan tak selalu identik dengan anarkis atau sikap diskriminatif. Ketegasan berarti berani bersikap dan memilih sesuai norma dan hukum Tuhan. Ketegasan juga berarti solutif terhadap masalah.



Tentu saya tak akan mengabaikan dua sosok perempuan cerdas dan inspiratif lainnya, beliau adalah Bunda Elly Risman, Seorang Psycholog yang kita ketahui bersama sangat konsen terhadap pendidikan anak di Era Digital, dan Ibu Erlinda, dari KPAI yang demikian tegas membela kepentingan anak-anak Indonesia untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh-pengaruh negatif . dan mereka secara tegas menolak segala bentuk propaganda  Elgebete terhadap anak-anak Indonesia.

Mereka adalah sosok-sosok perempuan inspiratif yang berdiri di garda terdepan untuk membela kepentingan anak-anak Indonesia.

Khusus untuk Fahira Idris, sangat tepat bila beliau kita nobatkan sebagai sosok wanita inspiratif  yang senantiasa menjawab kegalauan masyarakat terhadap berbagai issue yang sering diabaikan oleh pemerintah. Lewat keberaniannya, kami menitipkan harapan akan terjaganya moralitas bangsa ini.















6 komentar:

  1. Intinya kembali pada diri orang tua yang menanamkan kebaikan dan terpenting konsep agama yang sudah ditanam sejak dini. Jika agama kuat dan orang tua selalu membimbing, insya Allah anak2 akan tumbuh dengan kemampuan membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, semoga ya Mba Ama, anak-anak kita terjaga selalu dari hal2 negatif. Insha Allah

      Hapus
  2. Setujuuu, inspiratif bwliau, I love you bu Fahira. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan sehingga tetap bs terua menginapirasi

    BalasHapus