Rabu, 01 Juli 2015

Firdaus Memorial Park | Pemakaman Terkonsep Tanpa Mengabaikan Hak Dhuafa

Kita pernah dibuat tercengang-cengang mendengar berita adanya kompleks pemakanan super mahal di Jakarta yang mengusung konsep cluster-cluster mewah layaknya hunian kelas atas yang makin hari makin menjamur di kota-kota besar di Indonesia.  Pemakaman yang semakin menegaskan dalamnya jurang perbedaan antara si Superkaya dan si Supermiskin di Indonesia itupun dalam sekejap menjadi trend dan perebutan di kalangan berduit yang berlomba-lomba memesan kavling berharga ratusan juta tersebut.

Siapa sih yang tidak ingin jenazahnya diperlakukan secara istimewa dan ditempatkan di tempat khusus yang membuatnya mudah untuk dirawat dan dikenang oleh keluarga dan handai taulan? Masalahnya adalah harga kavling tanah di pemakanan yang mungkin lebih mahal dari harga rumah sederhana itu hanya bisa dijangkau oleh kalangan tertentu saja. Sebagian besar rakyat Indonesia tentu hanya bisa gigit jari dan mendesah gusar mendengar mahalnya harga kavling pemakanan  serta mewahnya konsep pemakanan di kompleks yang terletak di atas bukit tersebut.

Beberapa daerah yang memang jumlah "orang kaya"nya cukup banyak, seperti Surabaya, mulai latah meniru konsep tersebut. Lagi-lagi pengembang dan pembelinya masih kalangan "itu-itu" juga.

Beruntunglah ada sekelompok orang-orang kreatif yang peduli pada hal ini. Dengan semakin bergesernya kualitas hidup manusia jaman sekarang, tentu keinginan untuk dimakamkan di area pemakaman yang layak itu bukanlah hal yang aneh lagi. Belom lagi semakin minimnya lahan di area pekuburan umum serta semrawut dan angkernya suasana di sana. Maka lahan pemakanan terkonsep tentu sangat didambakan siapa saja untuk mengistirahatkan jasadnya. 

Dalam Islam, pemulasaraan dan pemakaman jenazah adalah kewajiban kolektif atau fardhu kifayah. Maka seyogyanya pemakaman terkonsep tak hanya bisa dinikmati mereka yang berduit saja, namun si miskin pun punya hak yang sama.
Berdasar konsep inilah, WakafPro99-Sinergi Foundation dengan direkturnya Asep Irawan dan CEO nya Luthfi Afandi ini menggagas sebuah konsep pemakaman berbasis wakaf. Di mana seorang Wakif, bisa mendonasikan 10 juta rupiah untuk mendapatkan 2 kavling lahan, yang masing-masing berisi 5 lubang pemakanan. 1 kavling bisa ditempati si Wakif (Pewakaf)beserta keluarganya  dan 1 kavling diwakafkan pada keluarga dhuafa. 

Foto dari sini