Sabtu, 06 April 2013

Harta Di Balik Lumpur


Masa anak-anak adalah masa paling cerah ceria. Saat di mana anak bermain dan belajar banyak hal. Pada masa anak-anak inilah dasar kepribadian anak terbentuk.

Kehidupan modern yang serba sibuk, kondisi kota yang penuh sesak serta berbagai permainan instan, menjauhkan anak-anak dari nilai luhur kehidupan yang dulunya justeru mudah tertaman di benak generasi tua melalui permainan yang bersinggungan dengan alam.

Bermain bersama alam berarti aktivitas fisik yang melelahkan, berkotor-kotor, penuh noda dan keringat. Tetapi dari sinilah justeru anak-anak akan memperoleh kepuasan batin serta pelajaran berharga yang tak bisa digantikan oleh berbagai permainan modern seperti play station, computer games, bahkan permainan mahal semacam kids zone yang marak di mal-mal sekalipun.

Beruntung masih banyak  orang tua yang menyadari kelemahan permainan serba instan ini, dan berusaha mengenalkan pada anak-anaknya betapa menyenangkan bermain di alam bebas. Kotor yang mereka dapatkan terbayar dengan kepuasan batin dan hikmah  yang bisa mengukir jiwa mereka, agar kaki tetap berpijak ke bumi, meski tangan berjuang menggapai langit.

Kisah tentang Puspa, seorang anak perempuan yang selalu merindukan alam pedesaan yang luas dan asri. Bagaimana Puspa berhasil mengajak temannya, Donny yang hanya tahu asyiknya main play station, dan sepupunya Lola yang hanya tahu asyiknya internet. Beruntung kakek Puspa adalah orang yang kreatif dan memiliki keprihatinan yang sama dengan orang tua Puspa. Kakek Puspa inilah yang merancang permainan kreatif 'Temukan Sandal Jepit Kakek di dalam Lumpur'. Permainan asyik dan seru yang memaksa anak-anak masuk ke dalam kubangan kerbau dan akhirnya mereka menemukan kaleng-kaleng biskuit berisi pesan-pesan bijak. Dari pesan-pesan bijak itulah anak-anak memetik hikmah kesederhanaan hidup yang penuh arti. MashaAllah!  Karya N Puspa Surasmiharsih D ini berjudul 'Harta  Di balik Lumpur'.

'This is it!, Kue Lumpur a-la chef Annisa Quinn,haha!', adalah judul asli sebuah kisah  tentang Nisa si koki cilik yang ceria dan kreatif. Nisa seorang anak perempuan berumur sekitar delapan tahunan (kelas dua Sekolah Dasar), adalah tipikal anak-anak perempuan jaman sekarang yang aktif, sedikit cerewet dan tidak bisa diam. Kreativitas Nisa yang tinggi membuatnya menjadi  trend setter bagi teman-teman sepermainannya.

Bermain tali, petak umpet bahkan berloncatan di dalam lumpur menjadi perekat keseharian Nisa dengan teman-teman. Tak puas hanya bermain dengan teman-temannya, ibunya di rumah pun dijadikan obyek kretivitas oleh Nisa. Main salon-salonan, model-modelan, berkemah dan masak-masakan adalah permainan favorit Nisa bersama sang ibu.

Dari sekadar bermain, akhirnya Nisa merengek pada ibunya agar diajarkan memasak sungguhan. Di sinilah tampak peran ibu Nisa yang mampu membimbing anaknya. Dengan penuh kesabaran ibu Nisa mengajarkan bagaimana membuat kue-kue sederhana, hingga Nisa ketagihan untuk belajar memasak berbagai kue.

Hobi positif itupun berbuah manis. Para tetangga yang mencicipi kue-kue Nisa akhirnya memesan pada Nisa. Si kecil Nisa  sigap menyanggupi pesanan para tetangga. Bayangkan anak kelas dua Sekolah Dasar sudah belajar bekerja dan berbisnis. Sebuah pembelajaran positif yang pasti bisa menjadi bekal kemandirian Nisa bila ia dewasa kelak. Belum lagi persoalan khas anak-anak yang umumnya susah makan, terpecahkan karena semangat memasak sendiri membuat Nisa juga jadi bersemangat makan.

Sungguh cara yang cerdas dan menyenangkan bagi anak-anak seusia Nisa, bermain sekaligus belajar. Tanpa takut berkotor-kotor dengan noda tepung dan cokelat di bajunya. Kan ada Rinso yang akan mencuci semua noda. Bukankah 'Berani Kotor Itu Baik?'

Kisah-kisah menginspirasi ini ada di buku  Cerita Di Balik Noda  dari ajang lomba menulis kisah-kisah di balik noda yang diadakan Rinso Indonesia. Cerita seru, penuh haru dan banyak hikmah ini ditulis kembali oleh Fira Basuki salah satu novelis keren Indonesia.

Masih banyak kisah-kisah menarik lain  di dalam buku yang memuat 42 kisah inspiratif ibu-anak ini. Misalnya kisah Acon anak pinggiran Jakarta yang kesehariannya nampak bandel karena Emaknya ngga punya waktu mendidik dia. Hidup sebagai orang tua tunggal yang hanya buruh miskin membuat Emak Acon terpaksa pasrah anaknya 'diasuh' para preman. Nyatanya suatu hari Acon menghilang dari rumah dan baru kembali saat gelap ditengah hujan dan petir, dengan baju penuh lumpur, sebagai usaha Acon mencoba mencari uang tambahan untuk meringankan beban Emaknya. Kemuliaan bisa hadir dari hati seorang yang dianggap bandel sekalipun.

Atau kisah Adi yang masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Meski miskin, pantang bagi Adi untuk meminta-minta. Maka saat beras yang dibawanya dari pasar terjatuh di jalan becek, Adi menolak uang pemberian Radya sahabatnya. Lebih baik bagi Adi bekerja mengumpulan sedikit uang untuk membeli makanan, daripada mengharap belas kasihan orang lain. Pada akhirnya Adi justeru mengajarkan Radya, sahabatnya, untuk bekerja apa saja asal halal demi memperoleh bahan makanan. Kisah berjudul 'Demi Sekantong Beras ' salah satu kisah inspiratif diantara kisah-kisah menarik lainnya.

Di sini, kita juga bisa belajar arti ikhlas yang sebenarnya dari cerita berjudul 'Imlek Untuk Lela'. Sebuah cerita tentang seorang anak perempuan bernama Gwen yang berteman dengan Lela, anak asisten rumah tangga di keluarga Gwen. Bagaimana Gwen yang ingin memberikan sepeda yang sama dengan miliknya kepada Lela. Bagaimana Gwen berusaha mewujudkan keinginannya itu meski harus menggunakan uang angpao miliknya sendiri. Dan yang lebih mengesankan, Gwen mampu menolak keinginan mamanya untuk menukar sepeda baru yang akan diberikan pada Lela, dengan sepeda miliknya yang sudah terpakai. Betapa banyak orang tua seperti kita yang memiliki pola pikir yang sama dengan mama Gwen. Maka dari kemurnian hati anak-anaklah kita banyak belajar.

Uah! pokoknya hampir semua kisah yang ditulis dibuku 'Cerita Di Balik Noda' ini patut mendapat acungan jempol. Kalau mau lebih jelas baca aja bukunya.





Review Buku: Cerita Di Balik Noda, 42 Kisah inspirasi jiwa

Penulis :                     Fira  Basuki
Editor  :                     Chandra Gautama
Perancang Sampul:      LOWE Indonesia
Penata Letak:              Dadang Kusmana
Penerbit:                     Kepustakaan Populer Gramedia 2013 
Cetakan Pertama:        Januari, 2013       

Saya jamin anda semua akan tertawa, terharu biru dan terinspirasi  setelah membaca buku di atas. Selamat membaca! Jangan lupa ikuti lomba rewiew-nya bersama para Blogger hebat di sini.

2 komentar: